Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid didampingi istri, Inggit Soraya memotong lopis raksasa pada perayaan syawalan
KOTA PEKALONGAN - Dua warisan budaya Kota Pekalongan, yakni Syawalan Lopis dan Sego Megono ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Kementerian Kebudayaan.
Hal ini disampaikan dalam Sidang Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi, Kementerian Kebudayaan pada 5-10 Oktober 2025.
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Dinparbudpora) Kota Pekalongan, Sabaryo Pramono menjelaskan, proses pengajuan dua warisan budaya tersebut sudah dimulai pada 2023. Namun, pada waktu itu belum lolos karena ada kekurangan pada kajian ilmiah.
Tahun berikutnya semua persyaratan dilengkapi dan diajukan kembali. “Alhamdulillah, pada tanggal 8 Oktober, dua warisan budaya takbenda yang kami ajukan, Syawalan Lopis dan Sego Megono mendapat pengakuan secara nasional,” terang Sabaryo di ruang kerjanya, Senin (13/10).
Syawalan Lopis ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia untuk kategori adat istiadat masyarakat, ritus, dan perayaan-perayaan. Sedangkan Sego Megono ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia kategori kemahiran kerajinan tradisional.
Sabaryo mengatakan, dua warisan budaya Kota Pekalongan tersebut menjadi bagian dari 48 warisan budaya asal Jawa Tengah yang diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia.
Menurut dia, Syawalan Lopis dan Sego Megono ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia karena telah memenuhi beberapa persyaratan. Yakni karya budaya (ada bentuk yang dikirim ke Kementerian Kebudayaan, berupa kuliner atau seni budaya).
“Kemudian ada maestro-nya, orang-orang yang ikut melestarikan, ikut nguri-nguri, ikut mengembangkan warisan budaya. Ada kajian ilmiah mengenai warisan budaya yang diajukan, video dokumenter, serta rencana pengembangan warisan budaya yang diajukan,” paparnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, penetapan Sego Megono dan Syawalan Lopis sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia tidak hanya membanggakan. Namun juga memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat. Pengakuan ini menjadi modal besar untuk mengembangkan dan memasarkan kuliner tersebut.
Ke depan, pihaknya akan mempromosikan makanan tersebut melalui berbagai event. “Jika ada event atau kunjungan tamu, kami selalu mengenalkan makanan ini. Nanti kami juga akan bekerja sama dengan Bapperida untuk membuat kajian-kajian sehingga warisan budaya ini bisa eksis di Kota Pekalongan dan luar daerah yang lebih luas,” paparnya.
Ia menambahkan, setelah penetapan ini akan menggali warisan budaya yang lain melalui tim yang dibentuk. Tim melibatkan beberapa pihak, di antaranya budayawan dan akademisi.
“Nanti akan kami kaji lagi, akan kami cermati lagi warisan budaya yang bisa kami usulkan. Mungkin soto tauto dan garangasem karena dua makanan ini punya ciri khas yang beda dengan daerah lain,” sambungnya.
Paramudya