Pemkot Pekalongan Lakukan Pendekatan Humanis Tertibkan Pedagang Pasar Banjarsari

Kondisi Pasar Banjarsari

Kota Pekalongan – Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan terus menunjukkan komitmennya dalam menata aktivitas perdagangan di Pasar Banjarsari agar berjalan sesuai fungsi dan aturan yang berlaku. Upaya penertiban dilakukan secara bertahap dengan pendekatan persuasif dan humanis, guna menghindari gesekan antara pedagang dan memastikan suasana pasar tetap kondusif serta nyaman bagi masyarakat.

Wali Kota Pekalongan HA Afzan Arslan Djunaid menjelaskan bahwa penataan Pasar Banjarsari tidak bisa dilakukan secara frontal. Hal itu dikarenakan adanya dua kelompok pedagang dengan kepentingan yang berbeda, yaitu pedagang yang telah memiliki kios atau los resmi dan pedagang yang sementara berjualan di area darurat.

“Sehari-hari memang kita tidak bisa frontal ya, tetap pendekatan persuasif. Ada dua pihak, yang pertama mereka yang berjualan di area darurat karena belum punya kios, dan yang kedua pedagang yang sudah punya kios atau los. Kita usahakan semua berjalan sesuai aturan supaya pasar ini bisa lancar,” ujar Wali Kota Aaf, sapaan akrabnya, usai membuka kegiatan Bimbingan Teknis Fasilitasi Sertifikasi Halal bagi Pelaku Usaha Kuliner di Aula Dindagkop-UKM Kota Pekalongan, Selasa (7/10/2025).

Wali Kota Aaf menambahkan, Pemerintah Pusat juga memberikan perhatian khusus terhadap progres penataan Pasar Banjarsari. Pasar yang baru saja dibuka kembali pada 25 September 2025 itu ditargetkan menjadi pasar berstandar SNI (Standar Nasional Indonesia) agar dapat memberikan pelayanan dan kenyamanan yang lebih baik bagi pedagang maupun pembeli.

“Kita berharap nanti hasil tinjauan Pemerintah Pusat bisa baik, karena target kita menjadikan Pasar Banjarsari sebagai pasar berstandar SNI. Mudah-mudahan bisa lolos,” ungkapnya optimistis. Terkait jadwal peresmian pasar oleh Pemerintah Pusat, Wali Kota Aaf menyampaikan bahwa pihaknya masih menunggu kepastian. “Kalau sampai pertengahan Oktober belum fix, ya nanti kita jadwalkan sendiri. Tapi Alhamdulillah, sejak pertama kali dibuka tanggal 25 September lalu, Pasar Banjarsari sudah ramai. Sekarang tinggal penertiban yang kita benahi,” jelasnya.

Dengan langkah persuasif dan koordinasi lintas instansi, ia berharap Pasar Banjarsari dapat menjadi sentra ekonomi rakyat yang tertib, aman, dan berdaya saing.
"Selain itu, mudah-mudahan Pasa4 Banjarsari menjadi contoh penataan pasar tradisional modern yang sesuai standar nasional,"harapnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dindagkop-UKM Kota Pekalongan, Supriono, menegaskan bahwa pendekatan humanis menjadi kunci utama dalam proses penertiban. Menurutnya, kondisi di lapangan cukup kompleks, karena ada sebagian pedagang yang belum memiliki legalitas resmi dan memilih berjualan di area bawah, sehingga pedagang di kios atas ikut turun untuk mendapatkan pembeli.

“Kita tidak bisa frontal karena situasinya cukup kompleks. Pedagang yang belum punya legalitas berjualan di bawah, akhirnya pedagang di atas ikut turun. Akibatnya, pasar jadi seperti pasar malam dan arus di dalam tidak lancar,” terangnya.
Supriono menyebut, penertiban sudah dilakukan sebanyak tiga kali dengan melibatkan lintas instansi, seperti Satpol PP, Dishub, Kepolisian, Denpom, serta trantib pasar. Langkah ini diambil untuk memastikan aktivitas jual beli kembali tertata dan pengunjung merasa nyaman berbelanja di area pasar.

“Kalau dibiarkan, pengunjung bisa malas datang. Makanya kita tertibkan sambil terus berkoordinasi,” ujarnya. Sebagai tindak lanjut, pihaknya akan melakukan evaluasi bersama sejumlah pihak terkait, termasuk jajaran Forkopimda dan DPRD Kota Pekalongan, untuk membahas hasil penertiban dan menentukan langkah berikutnya.
“Besok sore kita undang Pak Kapolres, Pak Dandim, dan DPRD untuk membahas hasil evaluasi dan langkah selanjutnya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Supriono memastikan bahwa penempatan kios dan los di Pasar Banjarsari sudah terbagi habis kepada para pedagang. Hanya saja, masih ada sebagian kecil pedagang yang belum menempati tempatnya karena alasan tertentu.
“Sudah terbagi habis, baik los, kios, maupun toko. Hanya saja ada yang masih menunggu, entah hari baik atau alasan lain. Itu yang membuat kondisinya belum sepenuhnya tertib,” tandasnya.

Paramudya

Berikan Pendapat Anda